Jumat, 14 September 2018

PROFIL LABORATORIUM UNIT PELAKSANATEKNIS LEMBAGA BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA LAMPUNG

Oleh: Diyah Dwi Agustina (Kepala UPT Lembaga Bahasa dan Seni Universitas Nahdlatul Ulama Lampung)

SEPUTAR UPT LEMBAGA BAHASA DAN SENI UNU LAMPUNG


 Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Lembaga Bahasa dan Seni Unula didirikan oleh Universitas Nahdlatul Ulama Lampung sebagai pengakuan pentingnya penguasaan ketrampilan berbahasa, khususnya Bahasa Inggris dan Arab sebagai unit penunjang akademik yang mendukung kemajuan personal dan profesional pada khususnya, dan pembangunan nasional pada umumnya. Unit Pelaksana Teknis Lembaga Bahasa Dan Seni Unula memiliki peran strategis dalam mengelola pendidikan, pelatihan dan pengujian bahasa sebagai  pelayanan di bidang kebahasaan kepada sivitas akademika dan masyarakat luas.

Laboratorium UNIT PELAKSANA TEKNIS LEMBAGA BAHASA DAN SENI UNU LAMPUNG  ini terletak di kampus A UNU LAMPUNG. Laboratorium memiliki struktur organisasi yang ditetapkan oleh Rektor, dan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan SK Rektor Nomor 016 Tahun 2017 tentang Pengangkatan UPT Universitas Nahdlatul Ulama Lampung., Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Lembaga Bahasa dan Seni Unu Lampung bekerja di bawah koordinasi Wakil Rektor 1 dalam menangani masalah pengembangan kebahasaan.

A.    VISI
Menjadikan Laboratorium Bahasa sebagai pusat tempat penelitian, pendidikan, pembinaan dan pengkajian keterampilan kebahasaan kepada sivitas akademika, dari masyarakat luas baik secara kelembagaan (seperti perguruan tinggi, sekolah lanjutan dan pondok pesantren) maupun perorangan skala nasional dan internasional.

B.     MISI
1.     Melayani operasional kegiatan pengajaran dan pengembangan keterampilan berbahasa bagi dosen dan mahasiswa.
2.     Melakukan Pendidikan dan Pelatihan berupa pengelolaan Unit Kegiatan Berbahasa Indonesia (UKBI), English Proficiency Test (EPT), Unit kegiatan Bahasa Arab dan taksinul qir’ah, dan Unit Kegiatan Berbahasa Asing.
3.     Membangun dan mengembangkan kerjasama dengan organisasi profesi kebahasaan baik lokal, regional, nasional, dan internasional.
4.     Membangun dan mengembangkan sistem informasi pengajaran dan pengembangan


C.    PENGELOLA

Laboratorium Unit Pelaksana Teknis Lembaga Bahasa Dan Seni Unula memiliki beberapa pengelola yang ditetapkan oleh universitas. Pengelola tersebut antara lain:
1.     Seorang Kepala Laboratorium, yang diangkat oleh Rektor.
2.     Seorang Sekretaris Laboratorium, yaitu sesorang  diseleksi dan diajukan oleh Kepala Laboratorium Bahasa kepada Universitas.
3.     Seorang tenaga Administrasi/teknisi, yaitu seseorang yang diseleksi dan diajukan oleh Kepala Laboratorium Bahasa kepada Universitas.

D.     FUNGSI POKOK
Tugas utama yang dilakukan oleh Laboratorium Unit Pelaksana teknis Lembaga Bahasa Dan Seni Unula adalah mengelola pendidikan, pelatihan dan pengujian bahasa bagi sivitas akademika. Selain pelayanan tersebut, laboratorium Bahasa memberikan layanan semua fakultas dan mengadakan/menunjang penelitian kebahasaan, khususnya yang memerlukan penggunaan peralatan laboratorium.


E.    LABORATORIUM e-Learning
Laboratorium Unit Pelaksana teknis Lembaga Bahasa Dan Seni Unu Lampung yang digunakan untuk proses belajar mengajar menggunakan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software)untuk mengefektifkan belajar mengajar. Laboratorium e learning ini dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu Laboratorium Bahasa Digital, laboratorium bahasa multimedia dan Laboratorium bahasa standar.

for further information, please click:  unulampung.ac.id 
 

Jumat, 19 Januari 2018

INSTRUCTION AND LEARNING



 A.    Definisi instuksi dan pembelajaran
Instruksi dan pembelajaran memiliki hubungan yang erat. Instruksi adalah pengaturan informasi dan lingkungan untuk memudahkan pembelajaran. Belajar adalah pengembangan keterampilan pengetahuan baru, atau sikap sebagai individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Kemudian peran guru sangat penting dalam proses perencanaan instruksional. Bekerja dengan guru dan spesialis media lainnya, guru dapat mengintegrasikan media ke dalam pengajaran mereka untuk sangat memperbesar dampaknya terhadap siswa. Instruksi sangat penting, sebagai panduan untuk belajar. Instruksi sangat penting untuk pendidikan, karena ini adalah transfer pembelajaran dari satu orang ke orang lain. Setiap saat Anda diberi arahan atau diberitahu bagaimana melakukan sesuatu Anda menerima instruksi.
Ada hubungan antara pengajaran, pesan, media, dan metode. Pesan adalah bagian informasi yang dikirim atau diberikan kepada peserta didik meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam bentuk kurikulum. Kemudian, media (media) adalah saluran komunikasi. Dalam situasi instruksional ada pesan untuk dikomunikasikan. Media dapat melayani banyak peran dalam pengajaran. Pembawa media informasi antara sumber dan penerima Guru harus patuh dalam memilih media / media untuk memastikan pesan diterima oleh pelajar dengan jelas dan akurat. Selanjutnya, metode adalah prosedur pengajaran yang dipilih untuk membantu peserta didik mencapai tujuan atau untuk menginternalisasi konten atau pesan. 
Guru dapat memanfaatkan media dengan lebih efektif jika guru memahami beberapa konsep mendasar tentang proses pembelajaran dan pengajaran. Ada beberapa perspektif yang berbeda tentang bagaimana orang belajar; masing-masing menawarkan wawasan dan alat praktis yang unik. Guru akan dapat membuat keputusan yang tepat tentang media dan teknologi jika dia mengerti dan menerapkan instruksi dan proses pembelajaran keseharian itu sendiri.
B.    System Instructional
Pembelajaran tidak terjadi begitu saja karena kegiatan belajar-mengajar harus dikonsepkan. System pembelajaran harus dirancang dan terprogram untuk mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, gurulah yang harus berperan dalam merancang konsep pembelajaran. Selanjutnya, untuk pengembangan-pengembangan dan proses kegiatan pembelajaran akan diputuskan bersama dengan siswanya melalui interaksi aktif untuk menghadirkan pengetahuan-pengetahuan dan informasi baru sesuai dengan ketrampilan dan kreatifitas masing-masing.
Adapun system intruksional yang perlu dihadirkan dalam proses pembelajaran; yaitu pembelajaran kooperatif, permainan, simulasi, permainan simulasi, instruksi yang diprogramkan, program tutor. Komponen-komponen dari semua sistem-sistem instruksi mencakupi sasaran (isi untuk dipelajari), metode-metode, media, peralatan, lingkungan belajar, dan orang. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan sistem instruksional.Jenis sistem instruksional terbagi dalam beberapa kategori seperti metode kelas (kehidupan, tatap muka), metode rekaman (televisi dan radio), paket instruksi sendiri (belajar sendiri), Instruksi berdasarkan Web (intranet/ internet), aktivitas lab, lokakarya, seminar, widiawisata, komputer (latihan komputer/ layar multimedia), dan telekonferensi.
Komponen-komponen dari sebuah sistem instruksi memiliki sebuah objek. Objek yang dimaksud dalam hal ini adalah pengetahuan, keterapilan-keterampilan, dan sikap-sikap untuk diajarkan. Objektif adalah apa yang anda ingin ajarkan dan/ atau siswa ingin pelajari. Tujuan dan objektif akan sering mengindikasikan hakekat dari pesan dan aktivitas belajar. Untuk menyertakan banyak metode-metode ini kedalam sebuah sistem instruksi, diperlukan media. Tetapi komponen yang sangat penting dari sistem-sistem instruksi ini adalah orang/ manusia. Bagaimana guru sebagai mahluk berakal menggunakan logikanya untuk menerapkan dan memilih metode dan media yang tepat dan cocok sesuai dengan materi yang disajikan agar siswa dapat memahami dengan mudah tanpa merasa bosan dengan pemaparan oleh guru.
Sistem-sistem instruksi memiliki banyak ciri-ciri yang menambahkan dan membedakan nya dari komponen-komponennya. Sebagai contoh, instruksi berupa penerimaan satu arah (menghadirkan sebuah presentasi or buku bacaan) atau interkasi dua arah (komunikasi dengan siswa yang lain dan pemberi instruksi). Sistem instruksi dapat terjadi pada waktu yang diinginkan atau pula tidak.
Kategori-kategori dari sistem instruksi
Instruksi yang berhasi dapat bekerja sama dengan sejumlah prinsip-pronsip umum; seperti
• Partisipasi dan Interaksi aktif
• Latihan
• Instruksi per individu
• Penguatan dan umpan balik
• Konteks yang realistik
• Kelompok-kelompok yang bekerja sama

Bibliography
Fitriyah, Uswatul. Bermain Ular Tangga Melalui Pendekatan - Metode dan Teknik Sosioemosional Anak. 14 Maret 2017. https://www.kompasiana.com/usfitriyah/bermain-ular-tangga-melalui-pendekatan-metode-dan-teknik-sosioemosional-anak_58c7b3f055977328187dcc60

Fathoni, Ahmad. 2015. Permainan Kosakata (Vocabulary Games). Diakses di: http://www.belajarbahasainggris.us/2012/12/permainan-kosa-kata-vocabulary-games.html

Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, h. 113-117

Griffin, Lori. 2015. Using Video in the Classroom. Available on: http://www.libraryvideo.com/articles/article13.asp

Heinich, et al. 1996. Instructional Media and Technologies for Learning. 5th edition. USA: Prentice Hall, Inc
Holden, Jolly and Westfal, Philip J.L.. 2010. An Instructional Media Selection Guide for Distance learning: Implication for blended learning featuring an introduction to virtual worlds. 2nd edition. USA: USDLA.
Kozma, R.B. 1991. Learning with Media. Review of Educational Research, 61(2), 179-212. Available on: http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.91.5693&rep=rep1&type=pdf 
Merriam Webster Dictionary : An Encyclopedia Britannica Company. Available on: http://www.merriam-webster.com/dictionary/motion%20picture
Moussaid, Soufiane . April 1, 2014. The significant Role of Media in the EFL Learning Process. Available on: http://yesmorocco.com/2014/04/the-significant-role-of-media-in-the-efl-learning-process/
Ruis,et al. 2009. Instructional Media. Jakarta: Ministry of National Education
Schafer, Anna M. 2010.  Learning and Teaching English with the New Media: Developed by students of the class. Philiphine: New Media in Foreign Language Education
Tafani, Vilma. Volume 2 number 1, 2009. Teaching English Through Mass Media. Acta didactica napocensia, issn 2065-1430